Renungan Pengkhotbah 3: 7 (Waktunya Diam). Pernahkah Anda melihat gambar bibir dengan jari telunjuk tepat di depan bibir tersebut, disertai tulisan “Ssttt…!” Kira-kira di mana gambar semacam ini sering muncul? Ya, tepat sekali, di layar bioskop. Bagi Anda yang penasaran karena mungkin belum pernah menonton film di bioskop, Anda bisa perhatikan sejak detik pertama duduk. Jika Anda tidak terlambat datang, kemungkinan besar gambar tersebut bisa Anda lihat. Biasanya gambar dan tulisan itu muncul sebelum film utama dimulai.
Waktunya Diam
Penayangan gambar itu di layar bioskop sudah tentu ada maksud dan tujuannya. Ya, apalagi jika bukan untuk memberitahukan kepada para penonton untuk diam atau tidak berisik saat film berlangsung, sehingga tidak mengganggu kenyamanan penonton yang lain. Jika di bioskop saja kita diperingatkan untuk tidak berisik dan kita melakukannya, hal yang sama juga seharusnya kita ingatkan diri sendiri saat sedang bekerja.
Terutama jika kita kerja di bagian yang membutuhkan ketenangan. Dalam hal ini bukan berarti kita tidak boleh berbicara tetapi seperti yang dikatakan Pengkhotbah bahwa ada waktunya bicara, ada waktunya berdiam diri. Artinya, saat bekerja kita harus konsentrasi dan fokus diri pada pekerjaan, bukan pada yang lain apalagi mengganggu rekan yang lain dengan obrolan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.
Dengan melakukan hal tersebut berarti kita menghormati privasi kerja rekan-rekan kita atau peduli dengan kepentingan orang lain. Hal ini harus dilatih demi kebaikan bersama. Mari biasakan diri untuk bisa menempatkan diri pada setiap situasi di tempat kerja, demi terciptanya suasana kerja yang kondusif.