Renungan-Ayub-38-1-5-(Tenang-di-Tengah-Badai)
Renungan Ayub 38: 1-5 (Tenang di Tengah Badai)

Renungan Ayub 38: 1-5 (Tenang di Tengah Badai). Terpaan Pandemi Covid-19 yang menyapu seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia belum lagi usai. Banyak anak-anak Tuhan tentu yang bertanya-tanya mengapa Tuhan izinkan bencana seperti ini menimpa mereka, mengapa orang-orang baik kehilangan orang yang mereka kasihi, dan kapan ini semua akan berakhir.

Ayub, seorang yang benar dan menjauhi kejahatan mendapati dirinya diperlakukan tidak adil oleh Allah. Harta bendanya ludes, anak-anaknya mati dan ia juga terkena penyakit kulit yang parah. Istrinya menyuruhnya mengutuki Allah sementara sahabat-sahabatnya cenderung mengkritik serta menyalahkannya.

Ayub berteriak. Ia membela dirinya di hadapan Allah tanda tidak bersalah. Mengapa Allah membiarkan orang baik ditimpa begitu banyak masalah dan kesulitan?

Menarik bahwa Allah menjawab pertanyaan Ayub dengan menghujaninya dengan banyak pertanyaan. Allah berkata bahwa Ayub bahkan belum ada ketika Allah bekerja menciptakan langit dan bumi, mengukur ukurannya, meletakan pondasinya serta menaruh benda-benda langit di angkasa.

Tenang di Tengah Badai

Allah sedang berkata bahwa tidak semua hal dapat terpahami manusia. Satu hal yang Dia minta yaitu kita mengenal dan percaya akan setiap rencananya dalam hidup ciptaan-Nya. Allah berdaulat penuh atas setiap ciptaan-Nya termasuk manusia. Hal ini membawa kita kepada satu ketenangan batin mengetahui bahwa Ia adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang.(Mzm 145:8-9).

Di tengah segala ketidakpastian ini hanya ada satu kepastian yaitu Allah peduli dan bahkan ia mengetahui jumlah rambut kepala kita dan segala yang terjadi dalam hidup kita harus seizin pencipta kita. Haleluya!

 

Penulis: Ayub Simanjuntak

Baca Juga Artikel Lainnya....