Bad Day, Lucky Day. Pernahkah kamu merasa ada satu hari di mana semua serasa gak bener, ga sesuai rencana, bahkan berlawanan dengan apa yang kamu harapkan? Kamu mungkin menyebutnya hari sial, saat yang kamu inginkan mungkin hanya supaya hari itu cepat berlalu
Tapi, sebaliknya kamu juga mungkin pernah mengalami ketika satu hari semua terasa baik, lancar, dan menyenangkan. Semua orang keliatan baik, apa yang kamu kerjakan juga berjalan baik, dan kali ini kamu pun berharap hari ini janganlah cepat berlalu.
Menariknya, studi ilmiah menemukan bahwa orang yang percaya pada mitos Friday the 13th (bahwa hari Jumat tanggal 13 adalah hari sial? Ternyata mengalami lebih banyak hal buruk di hari itu daripada yang enggak percaya. Ini ibarat orang yang dikasih air putih biasa tapi diyakinin bahwa air putih itu akan bikin dirinya lebih charming. Ternyata, setelah minum air itu ia bener jadi lebih pede dan sikap itu bikin dia tampak menawan. Benar kata Alkitab, terjadilah seperti yang kau imani (Mat. 9:29). Ya, kalo yang kita harapin adalah yang buruk, kamu pun cenderung akan memilih melihat segi buruk dari segala sesuatu. Demikian pula sebaliknya.
Tapi, Hari Sial dan Hari Mujur Kan Ada di Alkitab?
Yup, kalo kita baca Pengkhotbah 7:14 di situ dikatakan tentang hari malang dan hari mujur lho! Sementara di Mazmur 18:19, juga ada istilah “hari sial”. Nah, jadi bingung kan? Apakah hari sial itu hanya pikiran kita? Kok di Alkitab pun ada istilah seperti itu?
Beberapa penafsir mengatakan bahwa kemungkinan konsep hari baik dan hari buruk itu ada di budaya Israel waktu itu. Namun, kita juga kudu mengerti dan memahami konteks pemakaian istilah di atas. Jelas banget, meski ada orang menganggao ada hari tertentu sebagai hari sial dan yang sebagai hari mujur, baik Pemazmur atau Pengkhotbah sama-sama menyatakan bahwa ada Tuhan di atas semua itu. Kuasa dan penyertaan Tuhan jauh lebih besar dan lebih besar dan lebih menetukan dibanding semua itu.
So artinya, sebagai umat-Nya, kita ga perlu terpuruk atau mengeluh saat semua terasa ga berjalan sesuai rencana. Jangan pula nyerah karena merasa ini bukan hari mujurku, aku ga akan bisa melawan meski berusaha. No! Tuhanlah yang menentukan, bukan hari atau situasi. Bahkan iman pun bukanlah sesuatu yang bisa memaksa atau melawan kehendak Tuhan (kalo melawan kehendak-Nya, itu juga bukan iman namanya). Sebaliknya, saat kita lagi merasa mujur, jangan pula sombong karena Tuhanlah yang membuat kita berhasil, bukan situasi, bukan hari tertentu, bukan juga semata karena kekuatan kita. Got it? (Bad Day, Lucky Day)