Renungan Harian 1 Korintus 5: 7. Yohanes Pembaptis tidak dapat menahan kegembiraannya. Seluruh hidupnya diarahkan untuk momen ini. Misinya begitu sederhana: mengarahkan orang-orang kepada Mesias. Dan sekarang, sang Mesias telah datang dan hadir disana. Yohanes Pembaptis menghentikan apa yang ia sedang lakukan, menunjuk kepada Yesus, dan berteriak, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yoh. 1:29). Sekarang ada sebuah penggambaran yang menarik mengenai Yesus. Mari kita berpikir tentang seekor domba sekarang. Seperti hewan ternak lainnya, begitu bau. Begitu lemah. Tidak dapat melawan. Dan tidak begitu menarik. Domba – dan sapi umumnya – tidaklah memimpin, mereka hanya mengikut. Jika seseorang memanggil Anda sebagai sapi, ini bukanlah sebuah pujian. Itu berarti Anda adalah pengikut, bukanlah pemimpin.Orang-orang beternak sapi dan domba untuk memperoleh daging, susu, kulit, dan bulunya. Dengan kata lain, domba diternakkan untuk disembelih dikemudian hari.
APAKAH ARTINYA?
Dengan menyebut Yesus sebagai “Anak Domba Allah”, Yohanes Pembaptis menghubungkan antar sejarah Israel ratusan tahun lampau dengan Yesus. Dalam Keluaran 12, Allah memerintahkan orang Israel untuk membunuh seekor domba yang muda dan menorehkan darah domba itu di ambang pintu rumah mereka sebelum Allah membawa mereka keluar dari perbudakkan di Mesir (Paskah Pertama). Setelah itu, Allah memberikan perintah kepada mereka untuk mempersembahkan kurban dari binatang yang tak bercacat sebagai kurban penghapusan dosa mereka. Domba merupakan salah satu binatang yang diterima. Mengapa Allah meminta orang Israel membunuh binatang yang tak bersalah? Karena seperti dalam Ibrani 9:22b dikatakan, “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”.
Untuk menyelamatkan kehidupan manusia dari dosa, harus ada darah yang ditumpahkan. Melalui persembahan binatang, Allah dengan penuh kasih karunia menyelamatkan orang berdosa dari penghukuman. Tetapi kematian dari seekor binatang yang hina tidak dapat mengampuni dosa manusia. Sehingga Allah memberikan solusi terbaik dengan memberikan persembahan yang tak bercacat, yaitu YESUS! Akhirnya, Yesus naik ke kayu salib “seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian”, penggenapan dari Yes. 53:7. Sebagai Juruselamat yang “tak bercacat, tak bernoda (1 Pet. 1:19)”, Yesus menebus kita dari dosa sekali untuk selama-lamanya. Bersyukurlah akan kematian dan kebangkitan sang “Anak Domba” Allah yang memberikan kepada kita pengampunan akan dosa kita!
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Mari kita pelajari bersama bagaimana Yesus dapat memenuhi kualitas Domba Paskah dalam Keluaran 12, dengan melihat Yoh. 19:33-36 dan Ibrani 4:15
TAHUKAH ANDA?
Kitab Wahyu menyebutkan Yesus sebagai “Anak Domba Allah” sebanyak 30 kali. (Renungan Harian 1 Korintus 5: 7)
Baca juga: Renungan Harian 1 Korintus 7: 22-23 | Melayani Sebagai Sebuah Pengabdian