Renungan Harian Remaja Matius 26:26-3. Di meja perjamuan, ada sejumlah roti yang telah dipecah-pecahkan dan juga sejumlah air anggur yang telah ditakar ke dalam cawan-cawan kecil. Perjamuan Kudus. Inilah sebuah sakramen yang sebenarnya mengikat orang Kristen satu dengan yang lainnya.
Tuhan berkata tentang roti, “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” (ayat 26). Tubuh Tuhan Yesus satu, dipecah-pecahkan. Supaya setiap kita yang telah terpecah-pecah karena efek dari perbedaan suku bangsa, agama, sosial ekonomi, dan latar belakang pendidikan boleh dipersatukan kembali. Lalu, Tuhan berkata juga tentang isi cawan, yaitu air anggur, “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang telah ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (ayat 27-28). Anggur yang merupakan lambang dari darah Yesus, telah tercurah untuk pengampunan dosa setiap kita.
Tahukah kita, bahwa darah Yesus yang kita minum dalam setiap perjamuan Kudus itu mengalir dalam setiap sendi, saraf, dan juga tubuh kita? Darah tersebut lebih kuat dari darah manusia bahkan darah binatang sekalipun. Darah yang mampu membersihkan setiap kejahatan dan pelanggaran. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, apalagi darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup (Ibr 9:13-14)
Rekanku, perjamuan kudus adalah sebuah sakramen yang bukan ditetapkan oleh lembaga-lembaga gerejawi, tetapi oleh Tuhan Yesus sendiri. Karena itu di mana ada kesempatan untuk kita mengadakan perjamuan kudus, manfaatkanlah hal itu sebaik-baiknya untuk memperkuat kerohanian kita dan terlebih untuk memperluas wawasan dan pandangan kita akan pentingnya persatuan di dalam tubuh Kristus. Jadi, jangan pernah meremehkan perjamuan kudus, karena itu “… perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (RJW – Renungan Harian Remaja Matius 26:26-3)