renungan-harian-kristen-terbaru-dan-terlengkap
renungan-harian-kristen-terbaru-dan-terlengkap

Renungan Harian Yeremia 31: 15-25 | Menghadapi Trauma

Renungan Harian Yeremia 31: 15-25 | Menghadapi Trauma. Pada bulan Juni 2006 – Juni 2007, adik saya mendapat tugas khusus di Aceh oleh atasannya di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tugasnya adalah mengembalikan batas-batas tanah milik warga yang sebelumnya terkena bencana tsunami. Saat pertama kasli ke sana, adik saya dan kawan-kawannya sering mengkhawatirkan dua hal. Pertama, Aceh wilayah rawan konflik. Kedua, trauma warga – yang menular juga kepada para pendatang, termasuk adik saya – saat mengenang peristiwa tsunami: air yang menerpa rumah-rumah penduduk, menggulung, dan memutarbalikkan kehidupan di atas bumi dalam sekejap.

Menghadapi Trauma

SAUDARA, pernahkah Anda mengalami trauma? Trauma seringkali bercokol di benak seseorang karena peristiwa tragis yang terus dikenang. Tak ada seorang pun yang pernah mengundang bencana atau musibah hadir dalam hidupnya; tapi dari situlah trauma berasal. Trauma seperti mimpi buruk: tak diduga datang, tapi kadang terus membayangi kita bahkan setelah kita terjaga.

Seteah bangsa Israel dibuang, nabi Yeremia mengenang kejayaan masa lalu bangsa itu. Bila kita membaca kitab Yeremia dari awal hingga akhir, kita pun akan tahu, bahwa Yeremia dilanda ketakutan setiap saat, juga sering meratap. Namun, di balik ketakutan dan kengerian yang ia tuliskan, ia percaya akan adanya hari depan yang baik. Seseorang yang mengidap trauma perlu menyadari bahwa kehidupan terus bergulir, dan meminta pertolongan kepada Tuhan agar menolongnya untuk menata masa depan. Keadaaan kita hari ini adalah proyeksi dari masa lalu kita: dan keadaan hari depan semestinya merupakan proyeksi dari hari ini, bukan masa lalu. (sdk) (Renungan Harian Yeremia 31: 15-25 | Menghadapi Trauma)

Baca juga: Khotbah Kristen Yeremia 23: 1-6 | Tuhan Gembala yang Adil

Leave a Reply