Renungan-Harian-Matius-4-1-11-Katanya-Miskin

Renungan Harian Remaja Matius 4: 1-11 | Katanya Miskin

Renungan Harian Remaja Matius 4: 1-11 | Katanya Miskin. Komedian politik kerap berseloroh, “katanya Indonesia ini negara miskin tapi pembangunan tempat dan hiburan mewah berseliweran di mana-mana, kalau gitu apanya sih yang dibilang miskin?” Ini barangkali juga menjadi pertanyaan kita, tentunya.

Matius 4: 1-11 | Katanya Miskin

Bayangkan, kafe-kafe mewah di mall kawasan mewah juga mulai merebak! Bahkan gedung-gedung hiburan yang terbilang berkelas acapkali kita lihat pengumuman grand launchingnya di media-media. Alhasil, belum sempat kita datang ke tempat yang satu, eh.. ternyata di tempat lainnya sudah berdiri lagi yang lebih megah.

Kemewahan yang ditawarkan duni memang enggak akan ada habisnya. Tapi kita nggak boleh ambil pusing apalagi sampai minder karena nggak ada satu pun yang bisa kita nikmati, ditambah lagi cerita-cerita teman yang hidupnya dipenuhi kemewahan. Kemewahan yang selalu disuguhkan itu nggak akan pernah ada kata puas. Nilai hidup kita bukan diukur dari berapa banyak tempat mewah yang kita singgahi, tapi bagaimana kita hidup benar di hadapan Tuhan. Sayangya, banyak anak muda yang justru tergiur dengan kemewahan, sampai akhirnya mau melakukan apa saja. Bahkan menjajakan diri, bukanlah sebuah masalah bagi mereka. Namun, kendati kita tak bisa menikmatinya bukan berarti kita anti kemewahan. Tapi kalau kemewahan harus dibayar dengan harga diri rasanya harga itu terlalu mahal.

Sobat muda, Tuhan tak akan mengukur berapa banyak tempat mewah yang sudah kita kunjungi, berapa banyak harta yang kita punya atau seberapa mewahnya hidup kita. Semua itu di hadapan Tuhan enggak ada artinya. Tapi janganlah pandangan ini membuat kita jadi anti kaya. Harta yang kita miliki sama sekali enggak salah, namun terkadang kita sendirilah yang salah dalam mengelola dan menghargainya. Karena itu, jadilah anak muda yang berani menerima dan menkmati kenyataan hidup yang ada serta tidak menuntut kemewahan sebagai hal yang harus dimiliki. Lebih baik, kita tetap belajar untuk mengucap syukur di tengah kondisi “menggilanya” kemewahan di sekitar kita. Setuju? (rum – Renungan Harian Remaja Matius 4: 1-11 | Katanya Miskin)

Baca juga: Khotbah Kristen Yohanes 3: 22-30 | Ia Harus Makin Besar

Leave a Reply