Renungan-Harian-Yakobus-5-3-4-Orang-Kikir-Yang-Miskin-Hati-Nurani

Renungan Harian Yakobus 5:3-4 | Orang Kikir Yang Miskin Hati Nurani

Renungan Harian Yakobus 5:3-4. Dalam hal apa kekikiran ini dinyatakan? (ay. 4) Apa yang akan dialami oleh orang kikir di hari-hari yang sedang berakhir?

Orang Kikir Yang Miskin Hati Nurani

Yakobus mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, kikir, tidak jujur, dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang-orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya.

Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, termasuk keinginan tidak membayar upah kaum buruh yang bekerja pada mereka. Kecaman Yakobus ini juga ditujukan pada orang-orang kaya di zaman ini. Harta dan kekuasaan membuat mereka merasa paling berhak melakukan apa saja sekehendak hati mereka tanpa memikirkan kepentingan orang lain.

Orang-orang kaya itu tidak dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang akan menghukum mereka.

Sebab perbuatan mereka telah Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah (lih. Ams. 4:1-3). Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan terkikis.

Inilah tindakan kekikiran: upah buruh di bawah UMR (Upah Minimum Regional), bertindak semena-mena terhadap pembantu rumah tangga, membeli hukum, membayar aparat untuk membungkam kebenaran, dan lain sebagainya. Mari tinggalkan hal itu! (Renungan Harian Yakobus 5:3-4 – GKBJ)

Leave a Reply