Renungan-Harian-Remaja-Yohanes-8-Married-By-Accident

Renungan Harian Remaja Yohanes 8:1-11 | Married By Accident

Renungan Harian Remaja Yohanes 8:1-11. Kita nggak bisa skeptis terhadap kenyataan dalam dunia pergaulan ABG atau para pelajar sekarang, salah satunya masalah MBA (Married BY Accident). Apa penilaian dan tindakan kita tentang seseorang yang MBA? Jaga jarak, ini bisa jadi pilihan sikap kita. Namun sebagai anak Tuhan sudah seharusnya kita mengasihi mereka. Seperti Tuhan telah menerima kita dan mengasihi kita apa adanya. Tapi bukan berarti sikap diatas sebagai tanda kita menyetujui perbuatan mereka yang melakukan MBA. Hal itu tetap saja dosa dan nggak berkenan di hadapan Allah.

Sangat penting menjadi teman yang baik untuk tidak menceritakan keburukan teman atau sahabat kita, baik lewat sikap maupun perkataan. Meski sejumlah orang sudah memancing untuk bercerita dan menjelek-jelekan, kita harus bisa menahannya. Kita tahu dan sadar betul bahwa orang-orang yang mengalami MBA, bukan untuk menjadi konsumsi masyarakat untuk bergosip ria. Sebaliknya mereka membutuhkan kasih dan dihargai. Jangan membuat mereka semakin terpuruk, sebaliknya dengan kasih kita harus dapat menyadarkan perbuatannya yang melanggar perintah Tuhan.

Rusak susu karena nilai setitik, pepatah itu mungkin saja benar, but not for this case. Kita sebagai anak Tuhan tetap harus menghargai siapa pun tanpa kecuali. Ya sekali pun di mata masyarakat orang yang demikian kadang diperlakukan tidak adil. Kita dapat melihat bagaimana reaksi Yesus saat Ia menghadapi perempuan yang berbuat zinah. Yesus saja yang adalah Tuhan masih menghargai siapa pun kita dengan segala kekurangan dan kelemahan kita, kenapa kok justru kita tidak menghargai orang yang terjatuh.

Kita pun masih dapat belajar sesuatu hal yang positif selain kita belajar dari kesalahan yang mereka perbuat. Itu jika kita mau belajar. Jangan pernah meninggalkan apalagi jaga jarak dengan mereka. Dengan berbuat demikian kita sama saja seperti orang-orang yang ada dalam perikop bacaan kita hari ini, merasa suci padahal sama saja, sama-sama berdosa. [RJW – Renungan Remaja]

Leave a Reply