Renungan-Harian-Remaja-Mazmur-30-Kemarahan-Sesaat

Renungan Harian Remaja Mazmur 30 | Kemarahan Sesaat

Renungan Harian Remaja Mazmur 30. Ketika Johan kecil diskors oleh sekolahnya untuk tidak mengikuti pelajaran selama seminggu karena berantem dengan teman sekelasnya, ia merasa sangat takut sekali.  Apalagi wali kelasnya memanggil orang tua Johan perihal kenakalannya.

Lalu Johan berusaha menjelaskan kepada orang tuanya tentang apa yang telah terjadi dari kemudian dengan suara terbata-bata berkata. “Ma, Johan minta maaf…” sambil menundukkan kepala.  Wajar saja kalo Johan merasa takut sekali karena dia merasa bakal dihajar dan dimarahi papanya habis-habisan.

Makanya begitu tiba di rumah, Johan berusaha tenang untuk menerima ungkapan kemarahan dan hukuman keras dari orang tuanya.  Namun ternyata papanya tidak bertindak sama sekali.  Papanya justru berkata, “Papa tak akan menghukummu.  Apa yang kamu lakukan memang salah, tetapi kamu telah cukup terhukum dengan diskors di sekolah sehingga kamu tidak bisa mengikuti pelajaran dan ujian.”

Setiap kesalahan dan ketidaktaatan selalu ada konsekuensinya.  Meski Allah kita penuh kasih, namun tidak berarti dia tidak akan menghukum kesalahan kita.  Setiap kemarahan Allah atas dosa kita selalu beralasan.  Hukuman-Nya pun selalu adil.  Bahkan Alkitab mengungkapkan, “Sesaat saja Ia murka” (Max 30:6).  Namun jika kita bertobat. Dia akan mengampuni kita dan tidak lagi mengingat-ingat dosa kita (Yer 31:34; I Yoh 1:9).

Sobat, Allah memang membenci dosa, namun kebencian-Nya terhadap dosa tidak menghapus kasih-Nya yang tak berkesudahan terhadap orang yang berdosa. (Renungan Harian Remaja Mazmur 30 | Kemarahan Sesaat)

Leave a Reply