Renungan-Harian-Habakuk-3-17-19-Cuma-Bisa-Begini

Renungan Harian Habakuk 3: 17-19 | Cuma Bisa Begini

Renungan Harian Habakuk 3: 17-19 | Cuma Bisa Begini. Arita ditegur oleh keluarga besar suaminya ketika ia mengajak anak-anaknya keluar kota mengikuti pelayanan gereja, seminggu setelah suaminya dikuburkan, keluarga besarnya menganggap Arita tidak berduka atas kepergian suaminya dan justru bersenang-senang liburan dengan alasan pelayanan. Ketika pendeta bertanya apa motivasi Arita mengikuti pelayanan ke luar kota itu dengan membawa anaknya, Arita menjawab, “Bu pendeta, suami saya sudah dipanggil Tuhan. Kesedihan sehari, cukuplah sehari. Saat ini saya hanya bisa bersukacita di dalam Tuhan bukan bersedih. Cuma bisa begini yang kami lakukan, bersukacita dalam Tuhan dan pelayanan ini membuat saya dan anak-anak melanjutkan hidup.”

Cuma Bisa Begini

SAUDARA, saya juga pernah bertanya kepada papa saya, mengapa setelah meninggalnya nenek saya, ada pesta makan keluarga. Papa saya menjawab, “Itu bukan pesta, tetapi perjamuan makan keluarga. Bersyukur karena keluarga diberi ketabahan. Dan bersukacita karena keluarga akan melanjutkan hidup dengan kemurahan Tuhan, bukan untuk terus berduka.”

SAUDARA, kita bisa saja mengalami hal terberat dalam hidup kita. Tetapi bukan berarti kita tidakboleh bersorak-sorai di dalam Tuhan. Tuhan telah menyelamatkan kita dari banyak hal. Tuhan telah menguatkan kita menghadapi banyak hal. Apalagi ysang harus kita sedihkan berlarut-larut? Ingatlah, iblis suka membuat kita sedih berlama-lama agar kita kemudian menyalahkan diri sendiri, lalu menyalahkan Tuhan, dan membuat keputusan buruk dalam hidup kita.

Hidup bukan untuk bersedih, tetapi untuk dijalani, dinikmati, dan disyukuri. Jika kita ada di dalam Tuhan, maka semua pasti bisa kita lalui. (vlo) (Renungan Harian Habakuk 3: 17-19 | Cuma Bisa Begini)

baca juga: Renungan Harian Habakuk 3: 17-19 | Tuhan Sumber Kekuatanku

Leave a Reply