Renungan Harian Amsal 16. Ayat 25 menunjukan orang yang salah perhitungan. Apa yang diyakini orang itu atas jalan hidupnya? Dan bagaimanakah kenyataan nya?
Ayat 2 menunjukan pembenaran yang ada pada manusia untuk mempertahankan jalan hidup yang dipilihnya. Mengapa penilaian diri sendiri dan penilaian Allah bisa berbeda, mengapa?
Menurut ayat 3, apa yang akan kita dapatkan saat kita menyerahkan pilihan hidup kita pada Tuhan?
Menurut ayat 4, apa yang dibuat Allah untuk orang fasik? Menurut ayat 9, apa yang dibuat Allah untuk orang benar?
Jalan Saya Vs Jalan Tuhan
Jalan berjalan sendiri tanpa Tuhan menemani! Perikop hari ini mengingatkan bahwa manusia tidak berkuasa untuk memilih jalan yang benar. Kita menyangka jalan hidup yang kita pilih sudah baik, namun kita tidak menyadari bahwa ujungnya maut (25). Celakanya kita pandai membuat pembenaran atas jalan yang kita pilih tersebut (2). Bahkan seorang yang memilih hidup dalam dosa pun bisa membenarkan jalan hidupnya.
Itulah sebabnya penting bagi kita untuk menyerahkan pilihan dan pertimbangan atas jalan hidup kita kepada Tuhan. Biarkan Dia menguji hati kita (2b). Mintalah penyertaan atas jalan yang kita tempu (3a).
Ingatlah bahwa Tuhan punya kedaulatan dalam hidup ini. Tuhan akan bekerja untuk membuat orang fasik memilih jalan yang menuju malapetaka (4). Sebaliknya Dia akan bekerja untuk membuat orang benar memilih jalan keberhasilan (9). Jika sikap hati Anda benar, Tuhan akan mengarahkan tiap pilihan dan keputusan Anda kepada jalan anugerah. Pasti!
Cobalah intropeksi diri, apakah keputusan yang Anda buat hari-hari belakangan ini membawa pada kebaikan atau malapetaka. Koreksilah sikap hati Anda, apakah benar di hadapan Tuhan atau sudah melupakan Dia dengan berlaku fasik. (Renungan Harian Amsal 16 | Jalan Saya Vs Jalan Tuhan)