Renungan Harian 1 Korintus 8: 1-13 | Tak Menjadi Batu Sandungan. Bagi banyak keluarga, mie instan ibarat penyelamat rasa lapar anggota keluarga pada jam-jam yang tidak wajar. Padahal, ada banyak ulasan atau informasi yang mendorong agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap jenis makanan yang satu ini. Bagi pernderita diabetes, mie instan perlu diwaspadai karena diduga dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat. Belum lagi kadar MSG dalam mie instan yang dapat menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Menghindari makanan tertentu memang dapat dianggap sebagai tindakan preventif, begitu juga yang dibahas dalam nas renungan malam ini. Nilai tertinggi dalam hidup ini bukanlah pengetahuan, melainkan kasih. Dengan kasih itu, seseorang akan mampu menahan diri dan mempertimbangkan kepentingan sesama. Inilah landasan untuk hidup bersama dan mengikuti suara hati yang ditawarkan oleh Paulus kepada jemaat Korintus dalam menghadapi masalah memakan daging kurban. Pertimbangan utamanya adalah agar jangan sampai orang yang lemah iman dan pemahaman, tidak “tersandung” oleh tindakan kita. Apakah hal yang sama juga menjadi perhitungan dan pertimbangan dalam relasi kita sebagai sesama orang percaya?
Tentu saja, setiap orang wajib mengikuti suara hati atau nuraninya. Namun, perilaku yang baik juga perlu memperhitungkan sejauh mana dampak dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Baik dalam hal konsumsi makanan sehat, juga hal-hal lainnya, mulai malam ini mari pastikan agar kebebasan yang kita miliki, jangan sampai memberi dampak negatif bagi orang lain, utamanya bagi keluarga atau orang-orang yang kita kasihi. (alx)
baca juga: Khotbah Kristen Lukas 13: 1-5 | Berbuah, Di Dalam Anugerah