Renungan Harian 1 Korintus 1: 25. Bagaimana jika segala sesuatu dalam kehidupan kita terjadi secara berkebalikan? Bayangkan jika anda mulai tidur di jam 10 pagi dan bangun dari tidur pada jam 7 malam. Atau bayangkan jika anda mengaji bos anda dan bekerja bagi bawahan anda. Aneh pastinya. Hidup akan menjadi begitu aneh ketika kita melakukan segala sesuatu berlawanan dengan kebiasaan yang kita lakukan atau yang berlawanan dengan hal yang biasanya terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi tahukah anda bahwa Allah suka melakukan apa yang berkebalikan dengan hikmat manusia? Ya, Kedatangan Yesus membuktikan ini.
APAKAH ARTINYA?
Allah memanggil budak-budak Mesir untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Ia mengubah seorang gembala (Daud) menjadi Raja terbesar di Israel. Dan Allah mengubah seorang pembunuh orang percaya (Paulus) menjadi Misionaris terbesar dalam sejarah. Tetapi semua contoh-contoh ini tidaklah sebesar yang Allah lakukan melalui Yesus. Ketika manusia membutuhkan Penyelamat yang harus mengorbankan diri-Nya, Allah mengirim anak-Nya yang tunggal.
Siapakah di dunia ini yang akan melakukan ini? Hanya Allah saja. Ketika Yesus – anak Allah yang kekal – datang ke dunia sebagai manusia, tempat tidur-Nya adalah sebuah palungan dalam sebuah kandang yang bau. Raja segala raja bahkan “semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya” (Yes. 53:2). Tuhan segala tuhan menjadi “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan” (Yes. 53:3). Lalu, sebelum Yesus disalibkan, Ia masuk ke Yerusalem dengan menunggangi Keledai bukan sebagai seorang Pahlawan yang baru memenangi peperangan, tetapi sebagai hamba yang rendah hati. Ia tidak datang untuk dinobatkan menjadi raja, tetapi untuk mati di kayu salib yang hina. Singa dari Yehuda menjadi Anak Domba yang disembelih (Wahyu 5:5-6). Tidak ada satupun dari semua ini yang sesuai dengan hikmat manusia. Sebab hikmat manusia adalah kebodohan bagi Allah (1 Kor. 3:19). Allah memiliki cara berpikir yang berbeda dengan manusia, yang kita kenal dengan pengharapan dan keselamatan bagi manusia. Terpujilah Allah!
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Bacalah 1 Korintus 1:18-31 untuk melihat bagaimana pengorbanan Yesus yang begitu besar berlawanan dengan hikmat manusia!
TAHUKAH ANDA?
Ketika Paulus berkata “Sebab yang bodoh dari Allah” dalam 1 Korintus 1:25, Ia tidak mengatakan ini secara literal. Allah kita memiliki hikmat yang sempurna. Ia tahu segala sesuatu dan tidak pernah salah. Tetapi ini menggambarkan bagaimana manusia yang penuh dosa memandang hikmat Allah. Seringkali pengorbanan Yesus di kayu salib dilihat sebagai suatu kebodohan, padahal itu adalah karya Allah yang menyelamatkan manusia.