Renungan-Harian-1-Korintus-9-19-23-Fleksibel

Renungan Harian 1 Kor. 9: 19-23 | Fleksibel

Renungan Harian 1 Kor. 9: 19-23 | Fleksibel. Apakah Paulus  seorang yang tidak punya pendirian, kompromi, dengan sikap fleksibelnya? Mengapa?

Fleksibel

Pada masa awal pertumbuhan gereja, agama Kristen dianggap sebagai gerakan pembaruan di dalam agama Yahudi.  Ritual ibadah Kristen di kalangan orang Yahudi yang bertobat di Yerusalem, hampir tidak dapat dibedakan dari ritual agama Yahudi.  Peranan Perjanjian Lama masih kental.

Melalui pemberitaan Paulus, Injil juga menjangkau bangsa-bangsa bukan Yahudi.  Tentu saja berita ini menggembirakan orang-orang Kristen yahudi sehingga mereka memuliakan Allah (19-20).  Akan tetapi, bukan hanya itu kabar yang mereka dengar!  Sampai juga berita bahwa Paulus mengajar orang-orang Yahudi yang tidak tinggal di Yerusalem untuk menolak hukum Musa.  Sementara mereka tetap ingin mempertahankan Hukum Taurat dan tradisi yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka.  Padahal Paulus tidak pernah mengajar mereka demikian, walau pun Hukum Taurat dan sunat tidak diperlukan bagi keselamatan manusia (band. Rm. 10:4; Gal. 5:6). Walau demikian, ketika Paulus berkunjung ke Yerusalem, para penatua menasihati Paulus untuk melakukan ritual pentahiran (23).  Ritual ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Paulus tidak menentang adat istiadat mereka.  Paulus pun melakukan hal itu, meski dia tidak melakukan satu dosa tertentu yang membuat dia tidak tahir.  Meski tidak sejalan dengan pemahaman imannya, Paulus bersedia kompromi.  Ia bersedia menjadi segala-galanya untuk ’menangkan’ mereka (lih. 1 Kor. 9:19-23).

Kesediaan untuk merendahkan diri bahkan berkorban, memang diperlukan bila kita ingin memenangkan orang bagi Kristus.  Meski bukan berarti mengorbankan kebenaran, kadang kala kita harus belajar untuk fleksibel dalam hal-hal yang tidak bersifat esensial. (Renungan Harian 1 Kor. 9: 19-23 | Fleksibel)

Baca juga: Renungan Harian Remaja 2 Raja-raja 2: 23-25 | Tutur Kata

Leave a Reply